5 Fakta tentang Uluru, Australia.
Author: Darma PamungkasDate: Wed, Jan 31, 2024
Sebuah batu raksasa yang lebih tinggi dari Menara Eiffel.
Ini adalah monolit yang sangat besar
Uluru merupakan sebuah monolit yang memiliki dimensi fantastis. Monolit ini tingginya 348 meter di atas permukaan sekitarnya, menjadikannya 24 meter lebih tinggi dari Menara Eiffel di Paris, Prancis. Namun Uluru sebenarnya memiliki bagian tak kasat mata yang tertanam di bawah permukaan tanah.
Uluru dapat diibaratkan seperti gunung es atau batu es di darat. Sebab, bagian yang tertanam di bawah permukaan tanah dikatakan jauh lebih besar. Bagian yang terlihat di atas permukaan tanah hanyalah sebagian kecil dari monolit raksasa tersebut. Dilansir dari situs resmi Taman Nasional Uluru - Kata Tjuta, ukuran Uluru yang tersembunyi di bawah tanah mencapai kedalaman 6 km.
Selain itu juga terdapat koleksi 36 kubah batu yang disebut Kata Tjuta. Kata Tjuta, juga dikenal sebagai Gunung Olga, berjarak sekitar 30 km dari Uluru. Kawasan di kedua ujung batu tersebut kemudian dikenal sebagai Uluru - Taman Nasional Kata Tjuta.
Ini adalah tempat suci bagi penduduk asli Australia
Suku Aborigin merupakan ras asli Australia yang diperkirakan telah mendiami benua tersebut sejak 45 ribu tahun lalu. Suku Pitjantjatjara atau dikenal juga dengan sebutan suku Anangu dari ras Aborigin merupakan suku yang mendiami secara permanen dan bercocok tanam di kawasan Uluru. Bagi mereka, Uluru merupakan landmark yang sangat penting dan sakral.
Masyarakat Anangu percaya bahwa Uluru terbentuk pada masa yang dikenal sebagai masa mimpi. Ini adalah masa ketika nenek moyang dan dewa mereka menciptakan dunia dan Uluru. Mereka percaya bahwa beberapa bagian batu melambangkan dewa-dewa tersebut. Mereka juga sering menyentuh batu Uluru untuk mendapatkan persetujuan dan berkah.
Di dasar batu terdapat banyak gua dangkal yang digunakan oleh leluhur masyarakat Aborigin Pitjantjatjara untuk berlindung. Gua-gua tersebut juga dipenuhi dengan lukisan batu kuno yang memiliki makna mendalam bagi suku tersebut.
Juga dikenal sebagai Batu Ayers
Pada tahun 1873, Uluru dikenal sebagai Ayers Rock. Nama tersebut diambil dari nama Kepala Sekretaris Australia Selatan yang menjabat saat itu, Sir Henry Ayers. Nama ini digunakan untuk menyebut batu Uluru hingga tahun 1993. Namun pada akhir tahun 1993, namanya diubah.
Uluru adalah nama yang diberikan oleh masyarakat Anangu pada batu karang yang menjadi tujuan wisata populer Australia. Untuk menghormati budaya dan kepercayaan masyarakat Anangu, nama “Uluru” digunakan kembali. Dilansir Australian Geographic, batu besar tersebut resmi diberi nama Ayers Uluru Rock pada 15 Desember 1993.
Pada tahun 2002, Asosiasi Pariwisata di Alice Spring mengajukan permintaan untuk mengubah urutan nama resmi Uluru. Mereka mengusulkan agar Ayers Uluru Rock diubah menjadi Uluru Ayers Rock. Sejak itu, nama resmi monolit raksasa tersebut menjadi Batu Uluru Ayers.
Pengunjung dilarang memanjat batu tersebut
Pengelolaan Uluru secara resmi diserahkan kembali kepada masyarakat Anangu pada tahun 1977, dan sejak itu, mereka menyambut baik masyarakat yang ingin berkunjung. Selain ukurannya yang besar, sejarah dan budaya yang melekat pada Uluru menjadikan batu ini sebagai salah satu lokasi wisata populer di Australia. Pengunjung disuguhi pemandangan Uluru dan dataran sekitarnya yang menakjubkan. Beberapa dari mereka bahkan memanjat monolit tersebut.
Aktivitas pendakian batu bersejarah ini rupanya dinilai kurang menghormati budaya masyarakat Anangu, karena batu tersebut dianggap keramat bagi mereka. Pada tahun 2017, untuk menghormati dan menghargai budaya suku asli Australia, aktivitas pendakian di batu Uluru mulai dihentikan dan dilarang. Badan pengelola Taman Nasional Uluru - Kata Tjuta mengeluarkan keputusan resmi yang melarang pengunjung mendakinya.
Ini memiliki dua catatan Situs Warisan Dunia UNESCO
Kawasan batuan Uluru dan Kata Tjuta yang merupakan taman nasional di Australia terdaftar dalam daftar Warisan Dunia UNESCO. Uniknya, lokasi ini menyimpan rekor dalam dua kategori berbeda dalam Warisan Dunia UNESCO. Taman Nasional Uluru - Kata Tjuta tercatat pada tahap pembentukan keanekaragaman alam dan geologi, serta pembentukan keanekaragaman budaya.
Lokasi batuan Uluru pertama kali tercatat sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1987. Kawasan tersebut pertama kali tercatat karena keanekaragaman alamnya yaitu formasi geologi batuan Uluru, dan dataran luasnya yang memiliki keanekaragaman hayati.
Rekor Warisan Dunia UNESCO kedua di Uluru terdaftar pada tahun 1994, berdasarkan warisan budaya. Kawasan Taman Nasional Uluru - Kata Tjuta sangat kaya akan warisan budaya Aborigin yang signifikan.
Uluru adalah monolit raksasa menakjubkan yang menyimpan warisan budaya ras asli Australia. Lokasi ini juga menunjukkan adanya persilangan budaya antara suku asli Australia dan pendatang yang hidup berdampingan.